main |
sidebar
Posted by
Unknown
at
20:53
Sebelum kedatangan bangsa Eropa
PADA zaman purba kepulauan tanah air kita disebut dengan aneka nama.
Dalam catatan bangsa Tionghoa kawasan kepulauan kita dinamai *Nan-hai* (Kepulauan Laut Selatan).Berbagai catatan kuno bangsa India menamai kepulauan ini *Dwipantara* Kepulauan Tanah Seberang), nama yangditurunkan dari kata Sansekerta *dwipa* (pulau) dan *antara* (luar, seberang).
Kisah Ramayana karya pujangga Valmiki yang termasyhur itu menceritakan pencarian terhadap Sinta, istri Ramayang diculik Ravana, sampai ke *Suwarnadwipa* (Pulau Emas, yaitu Sumatra sekarang) yang terletak di Kepulauan Dwipantara.
Bangsa Arab menyebut tanah air kita *Jaza’ir al-Jawi* (Kepulauan Jawa). Nama Latin untuk kemenyan adalah *benzoe*, berasal dari bahasa Arab *luban jawi*(kemenyan Jawa), sebab para pedagang Arab memperoleh kemenyan dari batang pohon *Styrax sumatrana* yang dahulu hanya tumbuh di Sumatra .
Sampai hari ini jemaah **** kita masih sering dipanggil “Jawa” oleh orang Arab. Bahkan orang Indonesia luar Jawa sekalipun. “Samathrah, Sholibis, Sundah, kulluh Jawi (Sumatra, Sulawesi , Sunda, semuanya Jawa)” kata seorang pedagang di Pasar Seng, Mekah.
Masa kedatangan Bangsa Eropa
Lalu tibalah zaman kedatangan orang Eropa ke Asia . Bangsa-bangsa Eropa yang pertama kali datang itu beranggapan bahwa Asia hanya terdiri dari Arab , Persia , India , dan Cina. Bagi mereka, daerah yang terbentang luas antara Persia dan Cina semuanya adalah Hindia”. Semenanjung Asia Selatan mereka sebut “Hindia Muka” dan daratan Asia Tenggara dinamai “Hindia Belakang”. Sedangkan tanah air kita memperoleh nama “Kepulauan Hindia” (*Indische Archipel, Indian Archipelago, l’Archipel Indien*) atau “Hindia Timur” *(Oost
Indie, East Indies , Indes Orientales)* . Nama lain yang juga dipakai adalah “Kepulauan Melayu” (*Maleische Archipel, Malay Archipelago , l’Archipel Malais*).
Ketika tanah air kita terjajah oleh bangsa Belanda, nama resmi yang digunakan adalah *Nederlandsch- Indie* (Hindia Belanda), sedangkan pemerintah pendudukan Jepang 1942-1945 memakai istilah *To-Indo* (Hindia Timur).
Berbagai Usulan Nama
Eduard Douwes Dekker (1820-1887), yang dikenal dengan nama samaran Multatuli, pernah mengusulkan namayang spesifik untuk menyebutkan kepulauan tanah air kita, yaitu Insulinde*, yang artinya juga “Kepulauan Hindia” (bahasa Latin *insula* berarti pulau).
Eduard Douwes Dekker
Tetapi rupanya nama *Insulinde* ini kurang populer. Bagi orang Bandung , *Insulinde* mungkin cuma dikenal sebagai nama toko buku yang pernah ada di Jalan Otista.
Pada tahun 1920-an, Ernest Francois Eugene Douwes Dekker (1879-1950), yang kita kenal sebagai Dr. Setiabudi (beliau adalah cucu dari adik Multatuli), memopulerkan suatu nama untuk tanah air kita yang tidak mengandung unsur kata “ India ”. Nama itu tiada lain adalah Nusantara, suatu istilah yang telah tenggelam berabad-abad lamanya.
Setiabudi mengambil nama itu dari Pararaton, naskah kuno zaman Majapahit yang ditemukan di Bali pada akhir abad ke-19 Lalu diterjemahkan oleh J.L.A. Brandes dan diterbitkan oleh Nicholaas Johannes Krom pada tahun 1920.
Namun perlu dicatat bahwa pengertian Nusantara yang diusulkan Setiabudi jauh berbeda dengan pengertian, nusantara zaman Majapahit. Pada masa Majapahit Nusantara digunakan untuk menyebutkan pulau-pulau di luar Jawa (antara dalam bahasa Sansekerta artinya luar, seberang) sebagai lawan dari *Jawadwipa*( Pulau Jawa).
Kita tentu pernah mendengar Sumpah Palapa dari Gajah Mada, *”Lamun huwus kalah nusantara, isun amukti palapa” *(Jika telah kalah pulau-pulau seberang, barulah saya menikmati istirahat). Oleh Dr. Setiabudi katanusantara zaman Majapahit yang berkonotasi jahiliyah itu diberi pengertian yang nasionalistis.
Dengan mengambil kata Melayu asli antara, maka Nusantara kini memiliki arti yang baru yaitu “nusa di antara dua benua dan dua samudra”, sehingga Jawa pun termasuk dalam definisi nusantara yang modern.
Istilah nusantara dari Setiabudi ini dengan cepat menjadi populer penggunaannya sebagai alternatif dari nama Hindia Belanda. Sampai hari ini istilah nusantara tetap kita pakai untuk menyebutkan wilayah tanah air kita dari Sabang sampai Merauke. Tetapi nama resmi bangsa dan negara kita adalah Indonesia . Kini akan kita telusuri dari mana gerangan nama yang sukar bagi lidah Melayu ini muncul.
Nama Indonesia
Pada tahun 1847 di Singapura terbit sebuah majalah ilmiah tahunan, *Journal of the Indian Archipelago and Eastern Asia * (JIAEA), yang dikelola oleh James Richardson Logan (1819-1869), orang Skotlandia yang meraih sarjana hukum dari Universitas Edinburgh. Kemudian pada tahun 1849 seorang ahli etnologi bangsa Inggris, George Samuel Windsor Earl (1813-1865),menggabungkan diri sebagai redaksi majalah JIAEA.
James Richardson Logan
Dalam JIAEA Volume IV tahun 1850, halaman 66-74, Earl menulis artikel *On the Leading Characteristics of the Papuan, Australian and Malay-Polynesian Nations*. Dalam artikelnya itu Earl menegaskan bahwa sudah tiba saatnya bagi penduduk Kepulauan Hindia atau Kepulauan Melayu untuk memiliki nama khas (*a distinctive name*), sebab nama Hindia Tidaklah tepat dan sering rancu dengan penyebutan India yang lain. Earl mengajukan dua pilihan nama: *Indunesia*atau *Malayunesia* (*nesos* dalam bahasa Yunani berarti Pulau).
Pada halaman 71 artikelnya itu tertulis: *… the inhabitants of the Indian Archipelago or malayan Archipelago would become respectively Indunesians or Malayunesians.*
Earl sendiri menyatakan memilih nama *Malayunesia* (Kepulauan Melayu) daripada *Indunesia* (Kepulauan Hindia), sebab *Malayunesia* sangat tepat untuk ras Melayu, sedangkan *Indunesia* bisa juga digunakan untuk Ceylon (Srilanka) dan Maldives (Maladewa). Lagi pula, kata Earl, bukankah bahasa Melayu dipakai di seluruh kepulauan ini? Dalam tulisannya itu Earl memang menggunakan istilah *Malayunesia* dan tidak memakai istilah *Indunesia*. Dalam JIAEA Volume IV itu juga, halaman 252-347, James Richardson Logan menulis artikel *The Ethnology of the Indian Archipelago. * Pada awal tulisannya, Logan pun menyatakan perlunya nama khas bagi kepulauan tanahair kita, sebab istilah “Indian Archipelago” terlalu panjang dan membingungkan.
Logan memungut nama *Indunesia* yang dibuang Earl, dan huruf u digantinya dengan huruf o agar ucapannya lebih baik. Maka lahirlah istilah Indonesia.
Untuk pertama kalinya kata Indonesia muncul di dunia dengan tercetak pada halaman 254 dalam tulisan Logan : *Mr. Earl suggests the ethnographical term Indunesian, but rejects it in favour of Malayunesian. I prefer the purely geographical term Indonesia , which is merely a shorter synonym for the Indian Islands or the Indian Archipelago. * Ketika mengusulkan nama “ Indonesia ” agaknya Logan tidak menyadari bahwa di kemudian hari nama itu akan menjadi nama bangsa dan negara yang jumlah penduduknya peringkat keempat terbesar di muka bumi!
Sejak saat itu Logan secara konsisten menggunakan nama “ Indonesia ” dalam tulisan-tulisan ilmiahnya, dan lambat laun pemakaian istilah ini menyebar di kalangan para ilmuwan bidang etnologi dan geografi. Pada tahun 1884 guru besar etnologi di Universitas Berlin yang bernama Adolf Bastian (1826-1905) menerbitkan buku *Indonesien oder die Inseln des Malayischen Archipel* sebanyak lima volume, yang memuat hasil penelitiannya ketika mengembara ke tanah air kita tahun 1864 sampai 1880.
Buku Bastian inilah yang memopulerkan istilah “Indonesia” di kalangan sarjana Belanda, sehingga sempat timbul anggapan bahwa istilah “Indonesia” itu ciptaan Bastian. Pendapat yang tidak benar itu, antara lain tercantum dalam *Encyclopedie van Nederlandsch-Indie*tahun 1918.
Padahal Bastian mengambil istilah “ Indonesia ” itu dari tulisan-tulisan Logan. Putra ibu pertiwi yang mula-mula menggunakan istilah “ Indonesia ” adalah Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara). Ketika di buang ke negeri Belanda tahun 1913 beliau mendirikan sebuah biro pers dengan nama *Indonesische Pers-bureau. *
Masa Kebangkitan Nasional
Makna politis
Pada dasawarsa 1920-an, nama “ Indonesia ” yang merupakan istilah ilmiah dalam etnologi dan geografi itu diambil alih oleh tokoh-tokoh pergerakan kemerdekaan tanah air kita, sehingga nama “ Indonesia ” akhirnya memiliki makna politis, yaitu identitas suatu bangsa yang memperjuangkan kemerdekaan! Akibatnya pemerintah Belanda mulai curiga dan waspada terhadap pemakaian kata ciptaan Logan itu. Pada tahun 1922 atas inisiatif Mohammad Hatta, seorang mahasiswa *Handels Hoogeschool* (Sekolah Tinggi Ekonomi) di Rotterdam , organisasi pelajar dan mahasiswa Hindia di Negeri Belanda (yang terbentuk tahun 1908 dengan nama *Indische Vereeniging* ) berubah nama menjadi *Indonesische Vereeniging* atau Perhimpoenan Indonesia . Majalah mereka, Hindia Poetra, berganti nama menjadi Indonesia Merdeka.
Bung Hatta
Bung Hatta menegaskan dalam tulisannya, “Negara Indonesia Merdeka yang akan datang (*de toekomstige vrije Indonesische staat*) mustahil disebut “Hindia Belanda”. Juga tidak “Hindia” saja, sebab dapat menimbulkan kekeliruan dengan India yang asli.
Bagi kami nama Indonesia menyatakan suatu tujuan politik (*een politiek doel*), karena melambangkan dan mencita-citakan suatu tanah air di masa depan, dan untuk mewujudkannya tiap orang Indonesia (*Indonesier*) akan berusaha dengan segala tenaga dan kemampuannya. “ Sementara itu, di tanah air Dr. Sutomo mendirikan *Indonesische Studie Club*pada tahun 1924. Tahun itu juga Perserikatan Komunis Hindia berganti nama menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI). Lalu pada tahun 1925 *Jong Islamieten Bond* membentuk kepanduan *Nationaal Indonesische Padvinderij* (Natipij).
Itulah tiga organisasi di tanah air yang mula-mula menggunakan nama “ Indonesia ”. Akhirnya nama “ Indonesia ” dinobatkan sebagai nama tanah air, bangsa dan bahasa kita pada Kerapatan Pemoeda-Pemoedi Indonesia tanggal 28 Oktober 1928, yang kini kita sebut Sumpah Pemuda. Pada bulan Agustus 1939 tiga orang anggota *Volksraad* (Dewan Rakyat; DPR zaman Belanda), Muhammad Husni Thamrin, Wiwoho Purbohadidjojo, dan Sutardji Kartohadikusumo, mengajukan mosi kepada Pemerintah Belanda agar nama “Indonesia” diresmikan sebagai pengganti nama “Nederlandsch- Indie”.
Kongres Pemuda
Tetapi Belanda keras kepala sehingga mosi ini ditolak mentah-mentah. Maka kehendak Allah pun berlaku. Dengan jatuhnya tanah air kita ke tangan Jepang pada tanggal 8 Maret 1942, lenyaplah nama “Hindia Belanda” untuk selama-lamanya. Lalu pada tanggal 17 Agustus 1945, atas berkat rahmat Allah Yang Mahakuasa, lahirlah Republik Indonesia.
READ MORE - Sejarah Nama Indonesia
Posted by
Unknown
at
20:47
Kali Ini saya berbagi tipss Dan Karna computer Yang Sering Kita pake Pasti Ada deh Virusnya ,, Apalagi Kalau Dah Ketemu Trojan Pasti dah Males Ngerjaiin Semua ,, Dsni saya Mau Berbagi Tipss And trik Menangani Virus Tanpa Anti Virus ,, Cuman Pake notepad gampang Kan Simak Baik- baik yah....
sahabat kulo iki aku ada sedikit yang aku tahu kalo regedit kita kena virus
task manager,run,folder option,pokoknya timbulnya gejala virus
iki aku ada sedikit penawarnya buat nyembuhin sistem windowsnya
copy jimat dibawah ini ke dalam notepad lalu save dengan extensi vbs(*.vbs)
misal dodol.vbs
selamat mencoba...........
On error resume next
Dim Reg
Set Reg = CreateObject("WScript.Shell")
if msgbox("Kembalikan menu Run ?" , VbOkCancel) = VbOK then
Reg.RegWrite "HKEY_CURRENT_USER\Software\Microsoft\Windows\Curr entVersion\Policies\Explorer\NoRun", "0", "REG_DWORD"
end if
if msgbox("Enable Registry Tool ?" , VbOkCancel) = VbOK then
Reg.RegWrite "HKEY_CURRENT_USER\Software\Microsoft\Windows\Curr entVersion\Policies\System\DisableRegistryTools", "0", "REG_DWORD"
end if
if msgbox("Perlihatkan file hidden" , VbOkCancel) = VbOK then
Reg.RegWrite "HKEY_CURRENT_USER\Software\Microsoft\Windows\Curr entVersion\Policies\Explorer\Advanced\Hidden", "1", "REG_DWORD"
end if
if msgbox("Kembalikan menu Find" , VbOkCancel) = VbOK then
Reg.RegWrite "HKEY_CURRENT_USER\Software\Microsoft\Windows\Curr entVersion\Policies\Explorer\NoFind", "0", "REG_DWORD"
end if
if msgbox("Kembalikan menu Option" , VbOkCancel) = VbOK then
Reg.RegWrite "HKEY_CURRENT_USER\Software\Microsoft\Windows\Curr entVersion\Policies\Explorer\NoFolderOptions", "0", "REG_DWORD"
end if
if msgbox("Enable Taskmanager" , VbOkCancel) = VbOK then
Reg.RegWrite "HKEY_CURRENT_USER\Software\Microsoft\Windows\Curr entVersion\Policies\System\DisableTaskMgr", "0", "REG_DWORD"
end if
READ MORE - Cara Mengatasi Virus TANPA AntiVirus
Posted by
Unknown
at
20:41
Kali Ini Saya Mau Kasih Tipss Buat yang rambutnya sering rontok.. Makanya Ikutilah Saran Saya Ini Dijamin Ajib dah.....
Seiring perjalanan waktu, keadaan rambut kita semakin menipis. Maklum,
setiap kali menyisir, rambut rontok berjatuhan. Berbagai upaya
memulihkannya barangkali pernah dicoba. Bagaimana dengan ramuan alami
ini?
Mungkin sudah saatnya kita mencoba pengobatan alternatif, yang 'tempo
doeloe' pernah hidup. Salah satunya adalah memanfaatkan tanaman di
sekitar kita.
Ada beberapa tanaman seperti lidah buaya, teh, pisang, kelapa hijau,
bayam, daun kacang panjang, daun urang-aring, buah lerak, dan buah
nyamplung yang selama ini umum dimanfaatkan. Yang menarik adalah tak
perlu keluar ongkos
tinggi untuk memperoleh bahan-bahan tersebut.
Penyebab Kerontokan
Sebelum melangkah lebih jauh, kita kenali dulu sebab-sebab kerontokan.
Bisa saja disebabkan oleh satu faktor tertentu. Namun, tak tertutup
kemungkinan ada lebih dari satu sebab justru yang terjadi pada saat
bersamaan.
Penyebab kerontokan antara lain adalah:
1. Baru sembuh dari penyakit kronis seperti sifilis, kencing nanah,
malaria, tifus, dan sebagainya.
2. Baru saja melahirkan anak.
3. Kondisi jiwa tergoncang berkepanjangan.
4. Menggunakan obat kimia yang justru kontraproduktif dengan
pertumbuhan rambut.
5. Menggunakan sampo atau minyak rambut yang tidak semestinya.
6. Peredaran darah di kepala kurang lancar, sehingga kulit kepala
kurang sehat.
Tanaman dan Resep
Kita awali dengan perkenalan morfologi tanaman, lalu dilanjutkan dengan
membuat dan menggunakan resep sebagai berikut:
1. Bayam
Tanaman bayam (Amaranthus hybridus) banyak ditaman di halaman rumah,
kebun, atau di pinggir-pinggir jalan. Bunga berbentuk tongkol, warna
putih atau hijau muda. Daunnya berbentuk lonjong atau bulat telur.
Selain mengandung kalium, bayam juga mengandung protein, lemak, fosfor,
besi, vitamin A, B1, dan C.
Ramuan:
Setengah genggam bayam dicuci, lalu digiling halus. Tambahkan setengah
cangkir air matang dan satu sendok makan madu. Setelah itu diperas dan
disaring. Minum tiga kali sehari, setiap kali setengah cangkir.
2. Daun Kacang Panjang
Tanaman kacang panjang (Vigna sinensis) memiliki buah polong yang
panjang. Berbunga putih atau hijau muda, bentuknya mirip kupu-kupu.
Daunnya berbentuk segitiga, bisa dimakan sebagai sayur maupun
dimanfaatkan untuk pengobatan alami. Daun dan buah kacang panjang
mengandung zat-zat protein, kalsium, fosfor, besi, belerang, magnesium,
mangan, niasin, vitamin B1, B2, dan C.
Ramuan:
Satu genggam daun kacang panjang dicuci bersih lalu digiling halus.
Kemudian diremas setelah dicampur dengan dua sendok makan minyak kastor.
Pemakaiannya digosok-gosok merata di kulit kepala sambil dipijit-pijit
seperlunya. Lakukan itu sesudah mandi petang, kemudian bungkus memakai
handuk semalaman. Basuh rambut pada esok harinya.
3. Kelapa Hijau
Pohon kelapa hijau (Cocos nucifera) biasanya tumbuh di tepi pantai.
Sekarang banyak ditanam di halaman rumah sebagai tanaman hias. Batang
pohon ramping lurus, tinggi sampai 14 meter lebih. Daunnya berpelepah
sepanjang 2-3 meter. Bunganya berbentuk bunga tongkol. Buahnya berwarna
hijau cerah, berbentuk kerucut, terbungkus serabut tebal.
Kandungan air kelapa hijau adalah glukosa, sakarosa, sukrosa, fruktrosa,
mineral, dan asam amino.
Ramuan:
Sebuah kelapa hijau, pangkas bagian atas dan bawahnya, buatlah lubang di
salah satu bagian. Masukkan garam dapur satu sendok teh, kemudian
diembunkan di luar rumah semalam penuh. Gunakan airnya untuk membasuh
kulit kepala sambil dipijit-pijit. Lakukan setiap petang hari sesudah
mandi, lalu bungkus dengan handuk sampai pagi.
4. Klerak
Tumbuhan klerak atau lerak (sapindus rarak) masih sering dijumpai di
hutan belantara. Berbatang besar, tinggi mencapai 40 meter. Buahnya
bulat agak pipih, kulitnya berkerut, dan warnanya cokelat bila sudah
tua. Daging buahnya mengandung zat saponin (beracun), sedangkan bijinya
mengandung minyak.
Ramuan:
Sediakan 12 buah biji klerak, lalu rendam dalam air panas. Biarkan
beberapa saat sampai airnya dingin. Pakailah air rendamannya untuk
membasahi kulit kepala sambil dipijit-pijit dengan ujung jari. Bungkus
kepala dengan handuk bersih semalam penuh.
5. Lidah Buaya
Tanaman lidah buaya (Aloe vera) sekarang mulai banyak dibudidayakan di
tempat berudara panas. Atau juga dalam pot dan sekitar pekarangan rumah.
Bentuk daun meruncing, tebal berdaging sekitar satu cm, panjang 30 cm,
getas, berduri lunak, dagingnya putih bening seperti gelatin. Daun lidah
buaya mengandung bermacam-macam zat, seperti barbaloin, isobarbaloin,
beta-barbaloin, dan damar.
Ramuan:
Satu pelepah daun lidah buaya dicuci bersih. Lalu duri dan kulitnya pada
sisi bagian dalam dihilangkan. Nah, silakan isi lidah buaya itu
untukdigosokkan di kulit kepala yang sebelumnya sudah dikeramas pada
sore hari. Kemudian bungkuslah dengan handuk bersih. Bilaslah pada pagi
esok harinya. Lakukan ini setiap hari selama tiga bulan.
6. Daun Mangkokan
Tanaman mangkokan (Nothopanax scutellanium) tumbuh liar di tepi sungai
berudara panas. Kadang dimanfaatkan juga sebagai tanaman pagar hidup.
Termasuk tanaman perdu dengan tinggi hingga tiga meter.Bentuk daunnya
seperti namanya, mirip mangkuk dengan bau yang sedap. Daunmangkokan
mengandung protein, lemak, kalsium, fosfor, besi, vitamin A, B1, dan C.
Ramuan:
Satu genggam daun mangkokan dicuci bersih, lalu ditumbuk sampai halus.
Remaslah dengan dua gelas air masak, lalu disaring. Air perasan inilah
yang dipakai untuk menggosok kulit kepala sambil dipijit-pijit. Kemudian
bungkus dengan handuk bersih semalaman. Bilaslah pada pagi harinya.
7. Nyamplung
Tanaman nyamplung (Calophyllum inopyllum) biasanya hidup liar di tepi
sungai atau pantai yang berudara panas sampai ketinggian 600 m dpl.
Berbatang besar dan tingginya bisa mencapai 22 meter. Daun agak lonjong
dan lumayan tebal. Bunga tumbuh di ketiak daun, warna putih. Buah
berbentuk bulat mirip kelereng dan bertempurung agak keras. Biji bulat,
tebal, keras, dan berwarna cokelat.
Biji nyamplung mengandung takamaha, resin, minyak atsiri, kalofiloid,
asam kalofilat, sitosterol, lendir, gliserin, minyak lemak, tanin,
takaferol, dan karotenoid. Damarnya mengandung aneka zat seperti
takamahin, asam takawahol,
gumi, resin, dan minyak terbang.
Ramuan:
Biji nyamplung diproses untuk diambil minyaknya. Secara sederhana,
siapkan satu genggam biji nyamplung, pecahkan dari kulit kerasnya.
Letakkan di kain bersih atau piring dan jemurlah seharian, maka akan
keluar minyaknya. Minyak inilah yang digunakan untuk digosok-gosokkan di
kulit kepala, sebagai penumbuh dan penyubur rambut.
8. Pisang
Negeri kita termasuk kaya akan tanaman pisang (Musa paradisiaca).
Setidaknya ada 75 jenis pisang di Indonesia. Tiga di antaranya sudah
amat dikenal, yaitu pisang badak dengan sebutan cavendish, pisang ambon
yang disebut gras michael, dan pisang susu yang dikenal dengan nama lady
finger.
Getah pisang mengandung tanin dan asam galat, sedangkan buahnya
mengandung noradrenalin, 5-hidroksi triptamin, depamin, vitamin A, B
kompleks, C, dan E, serta seratonin, pektin, dan tanin.
Ramuan:
Siapkan umbi batang pisang. Potong merata, cuci bersih lalu dilubangi
sedalam sejengkal atau kira-kira 18 cm supaya air umbinya bisa terkumpul
di dalamnya. Setelah umbi terisi air dari umbinya, air tersebut bisa
untuk membasuh rambut dan kulit kepala. Kemudian bungkuslah dengan
handuk bersih sampai pagi hari.
9. Teh
Kebuh teh di lereng-lereng pegunungan memang menyejukkan. Tanaman teh
(Camellia sinensis) memiliki daun berbentuk lonjong. Bunganya tumbuh
pada ketiak daun, warna putih. Buahnya bulat-bulat, berwarna cokelat
hitam. Daun teh benyak mengandung zat samak.
Ramuan:
Ambil satu mangkuk air teh kental. Pada pukul 22.00, letakkan di halaman
atau di luar luar rumah agar terkena embun sampai pagi. Petang hari
berikutnya setelah mandi, air teh tadi dipakai untuk membasuh rambut dan
kulit kepala sambil dipijit-pijit. Berikutnya bungkus dengan handuk
sampai pagi dan bilas kembali.
10. Daun Urang-aring
Tanaman urang-aring (Eclipta prostrata) masih belum banyak
dibudibayakan, malah kebanyakan tumbuh liar di ladang atau tepian
sungai. Ia tergolong tanaman rumput-rumputan, tingginya sampai 60 cm
lebih.
Daunnya tunggal, bulat telur, berseling berhadapan, ujung runcing, tepi
bergerigi, pertulangan menyirip, warna hijau, dan bisa dimakan sebagai
sayur. Bunganya berwarna putih, baunya agak sedap, buahnya bulau-bulat,
warna hitam. Kandungan yang sangat mencolok pada tanaman urang-aring
adalah nikotina.
Ramuan:
Satu genggam daun urang-aring dicuci bersih lalu digiling halus.
Selanjutnya diremas dengan dua gelas air matang, kemudian diperas dan
disaring. Hasil saringan diletakkan di luar rumah, diembunkan dari pukul
19.00 sampai pagi. Berikutnya pada petang hari sesudah mandi dipakai
untuk membasahi rambut dan kulit kepala sambil dipijit-pijit. Bungkus
pakai handuk bersih sampai pagi.
READ MORE - 10 Tanaman Herbal berkhasiat menangani Masalah Rambut Rontok
Isi Buku Tamu Nya Ya
Jangan Lupa Follow And Like This yo